Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam
manajemen hanya ditujukan pada sumber daya
manusia umumnya dan bawahan khususnya.
Motivasi adalah sebuah
alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau
bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu
bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi
itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi
tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar
diri kita. Sementara motivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari
inisiatif diri kita.
Pengertian
Motivasi
Menurut Para Ahli
·
Berendoom dan Stainer dalam Sedarmayanti (2000:20)
mendefinisikan “motivasi adalah kondisi mental yang mendorong aktivitas dan memberi
energi yang mengarah kepada
pencapaian kebutuhan memberi kepuasan
atau mengurangi ketidakseimbangan”.
·
Hasi buan (2010: 141) m endef inisi kan “motivasi adalah pemberian daya penggerak y ang m enc i pt ak an
k egai r ahan k er j a seseorang, agar mereka mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai
dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.”
·
Gibson (1996:185) mendefinisikan “motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang k ar y awan y ang m eni m bul k an dan mengarahkan perilaku”. Motivasi merupakan hasr
at di dal am seseor ang y ang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan.
Motivasi merupakan
penggerak yang mengarahkan pada tujuan, dan itu jarang muncul dengan sia-sia. Kata butuh, ingin, hasrat dan penggerak semua sama dengan
m oti f yang
asalny a dari
k ata motivasi.
·
Menurut
Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi
didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk
bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap
tertarik dalam kegiatan tertentu.
·
Menurut
Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan
eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan
minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan
penghormatan.
·
Menurut
Sargent, dikutip oleh Howard (1999), Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat
seseorang bertindak.
·
Menurut
Siagian (2004), Motivasi
merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya.
Tujuan
Motivasi
Tingkah laku
bawahan dalam suatu organisasi seperti sekolah pada dasarnya berorientasi pada
tugas. Maksudnya, bahwa tingkah laku bawahan biasanya didorong oleh keinginan
untuk mencapai tujuan harus selalu diamati, diawasi, dan diarahkan dalam
kerangka pelaksanaan tugas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah
seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga
dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Faktor Pendorong Motivasi
Alasan-alasan yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu dikarenakan mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang
harus terpenuhi. Terdapat tiga macam
kebutuhan manusia, yaitu:
1) Kebutuhan akan prestasi (need for achievement). Motif
kebutuhan akan prestasi ini akan m endorong seseor ang unt uk mengembangkan kreativitas dan menggerakkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang
maksimal.
2) Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation). Setiap orang pasti menginginkan diterima oleh orang lain dilingkungan tinggal dan tempat kerja, kebutuhan akan perasaan dihormati, kebutuhan akan merasakan kemajuan, dan kebutuhan akan perasaan ikut serta.
3) Kebutuhan akan kekuatan (need for power), merupakan daya penggerak dalam upaya m encapai
suatu kekuasaan (Hasibuan dalam
Brantas, 2009: 113-114).
Teori-Teori Motivasi
Menurut Mangkunegara (2009:63) bahwa teori-teori motivasi dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a)
Teori motivasi dengan pendekatan isi, lebih banyak menekankan pada faktor apa yang membuat
karyawan melakukan
suatu tindakan tertentu. Contoh teori motiv asi Abraham Maslow. Seorang
berperilaku atau bekerja, karena dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan.
b)
Teori motivasi dengan pendekatan penguat, lebih
menekankan pada
faktor-faktor yang dapat m eni ngk at k an
suat u
t i ndak an dilakukan atau yang dapat mengurangi suatu tindakan.
c)
Teori motivasi dengan pendekatan proses,
tidak hanya menekankan pada faktor apa yang membuat karyawan bertindak, tetapi j uga
bagai m ana k ar y awan
t er sebut termotivasi.
Teori motivasi McClelland beranggapan bahwa pegawai mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan
situasi serta peluang yang
tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh pegawai karena didorong oleh motif, harapan dan insentif).
Menurut McClelland dalam Brantas
(2009:113-117), Tiga energi yang dapat mendorong pegawai mencapai kinerja yang tinggi, sebagai berikut:
1) Motif adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
) Har apan ( ex pec t anc y ) adal ah
suat u kesempatan yang
diberikan terjadi karena
perilaku untuk tercapainya tujuan.
2) Harapan adalah kadar kuatnya keyakinan bahwa upaya kerja akan menghasilkan penyelesai- an suatu tugas. Harapan dinyatakan sebagai kemungkinan (probability) perkiraan pegawai tentang kadar sejauh mana prestasi yang dicapai ditentukan oleh upaya yang dilakukan (Dav
is dan Newstroom dalam
Makmur, 2008:183).
3) Insentif ( incent ive)
yaitu memotivasi
(merangsang) bawahan dengan memberikan
hadiah (imbalan) kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan demikian semangat kerja bawahan akan m eningkat
karena
um um nya m anusia senang menerim a yang baik-baik saja.
Ndarda dalam
Makmur ( 2008: 187) mengartikan insentif sebagai perangsang dari luar diri manusia.
Sejalan dengan pendapat dari McClallend dalam Gibson(1989:186) bahwa ciri-ciri perilaku pegawai yang
mempunyai motivasi kerja
yang
tinggi di
Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Gunungkidul antara lain:
a)
Menyukai
tanggungjawab untuk memecahkan masalah.
b)
Cenderung menetapkan
target yang sulit dan berani mengambil risiko.
c)
Memiliki tujuan yang jelas dan realistik.
d)
Memiliki rencana kerja yang menyeluruh.
e)
Lebih mementingkan umpan
balik yang
nyata tentang hasil prestasinya.
f)
Senang dengan
tugas yang dilakukan dan selalu ingin menyelesaikan dengan sempurna.
Sebaliknya ciri-ciri pegawai yang memiliki motivasi kerja rendah adalah:
a)
Dalam pengambilan terdapat keragu-
raguan.
b)
Bersikap tidak percaya diri.
c)
Kurang bertanggungjawab pribadi dalam bekerja.
d)
Tidak ada perencanaan dan fokus tujuan yang jelas.
e)
Setiap tindakan tidak
terahan
dan menyimpang dari tujuan.
Teori X dan Y Mc Gregor
Mc
Gregor dalam penelitiannya mengenai
faktor f yang efektif menyimpulkan bahwa ada dua pendekatan yang mungkin
diterapkan dalam perusahaan (organisasi). Masing masing pendekatan itu adalah
yang dikenal dengan terori X dan Y.
Teori
Xdilandasi oleh pandangan konvensional atau klasik yang bertolak dari anggapan
:
1) Pada
umumnya manusia tidak senang bekerja, meureka cenderung sedikit mungkin
melakukan aktifitas atau bekerja
2) Pada
umumnya manusia kurang ambisi, kurang suka apabila diberi tanggung jawab, melainkan
lebih suka diatur dan diarahkan
3) Pada
umumnya manusia bersifat egosentris dan kurang acuh terhadap organisasi, oleh
karena itu harus diawali dengan ketat dan sering harus dipaksa untuk memperoleh
tujuan tujuan organisasi
4) Manusia
pada dasarnya kurang dapat menerima perubahan dan tetap memilih situasi yang
lama
5) Motivasi
hanya berlaku sampai lower order needs
Sedangkan
untuk teori Y sering dianggap sebagai pendekatan baru yang bertolak dari
anggapan bahwa:
1) Pada
dasarnya manusia itu tidak pasif, melainkan aktif, ingin bekerja lebih apabila
kondisinya menyenangkan
2) Manusia
tidak begitu saja menentang kepentingan organisasi, namun jika hal itu terjadi
adalah sebagai akibat dari apa yang mereka alami dalam organisasi
3) Manusia
dapat mengawasi dirinya sendiri dan member prestasi pada pekerjaan yang diberi
prestasi dengan baik , disamping itu mereka bertanggung jawab atas tugas
tugasnya
4) Pada
prinsipnya manusia mengatur agar tingkah laku masyarakat dapat diarahkan untuk
mencapai tujuan
5) Motivasi
tidak hanya mengenali lower order needs, tetap sampai juga dengan higher order
needs.
Dengan
mempelajari teori mc gregor ini, peran pemimpin atau manajer sengat penting
untuk mengarahkan para bawahan dalam mengatut teori Y di dalam organisasi.
Dengan demikian mempermudah motivasi karyawan untuk bekerja sama dalam rangka
keberhasilan organisasi. Pencapaian tujuan organisasi merupakan prioritas dan
apabila tujuan organisasi tercapai maka tujuan perseorangan dalam organisasi
juga akan tercapai dengan sedirinya.
Teori Dua Faktor Herzberg
Telah dua ahli
yang membahas dari hasil studinya tentang permasalahan “motivasi” yaitu Maslow
dan Gregor, maka dalam membicarakan tentang motivasi perlu juga membahas teori
2 faktor Herzberg. Teori mengemukakan bahwa didalam. Setiap pekerjaan terdapat
dua kelompok faktor yang menentukan. Kedua faktor tersebut adalah “Maintenance
Factors” dan “Motivator Factors”. Pendekatan dua faktor tersebut didasarkan
pada prinsip teori ini, bahwa pada diri individu ada faktor-faktor yang
menyebabkan mereka sangat menyenangi pekerjaan dan faktor- faktor yang
menyebabkan mereka tidak menyenangi pekerjaan.
Maintenance
Factors yang sering disebut istilah lain yaitu Hygiene Factor. Faktor ini
menguraikan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan usaha Pemeliharaan
hidup individu. Faktor hygiene ini mencakup kebutuhan pokok individu yang
diharapkan dapat diperoleh dari suatu pekerjaan.
Faktor-faktor
tersebut seperti: adanya gaji yang layak, kondisi kerja yang sesuai dan
memadai, rasa keamanan kerja dan adanya tunjangan tambahan, hubungan antar
pribadi dan lain sebagainya. Menurut hasil penelitian Herzberg terdapat 10
faktor pemeliharaan
(hygiene) yaitu :
1. Kebijakan
dan administrasi.
2. Supervisi
teknisi.
3. Hubungan
pribadi dengan supervisor.
4. Hubungan
pribadi dengan teman sejawat.
5. Hubungan
pribadi dengan bawahan.
6. Gaji.
7. Keamanan
kerja.
8. Kehidupan
pribadi.
9. Kondisi
kerja.
10. Status.
Menurut
teoriHerzberg ini pula, dinyatakan bahwa faktor-faktor hygiene tcrsebut
merupakan faktor-faktor yang sangat vital dan harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum mereka dimotivisir. Dengan adanya faktor-faktor tersebut dipenuhi, maka
akan didarat situasi yang menyenangkan maupun dapat memberikan kepuasan pada
setiap individu yang bekerja. Dari rasa puas dan senang tersebut, maka individu
akan mudah dimotivasi. Motivator
factors adalah factor-faktor
yang dapat memberikan motivasi
pada individu melakukan pekerjaan, sehingga pada dasarnya faktor motivasi ini
akan memberikan jawaban atas pertanyaan faktor-faktor apakah yang benar-benar
dapat memotivikasi seseorang (individu).
Herzberg
mengajukan 6 faktor yang dapat memotivikasi seseorang sehingga mereka bersedia
melakukan suatu pekerjaan. Faktor -faktor tersebut adalah :
1. Hasit
yang membahagiakan
2. Penghargaan
3. Kemajuan
4. Pekerjaan
itu sendiri
5. Kemungkinan
berkemhang
6. Tanggung
jawab
Secara garis.
besar menurut teori I lerzberg im, faktor yang henar benar dapat mernotivikasi
seseorang adalah falaor yang berhubungan dengan pekcrjaan itu sendiri.
Teori Maslow
Untuk
memutuskan tindakan atau perilaku seseorang terdapat pada hirarki kebutuhan
dengan 3 macam asumsi dasar teorinya, yaitu :
1) Manusia
merupakan makhluk yang selalu membutuhkan sesuatu yaitu keinginan untuk
memuaskan berbagai tujuan. Kebutuhan yang tidak terpenuhi akan mempengartihi
tingkah laku, akan tetapi kebutuhan yang terpenuhi tidak akan memotivisir untuk
bertingkah laku sesuai dengan kebutuhannya.
2) Kebutuhan
seseorang diatur secara hertingkat dan atau berurutan dari yang paling dasar
sampai yang paling tinggi.
3) Kebutuhan
seseorang bergerak dari tingkat yang paling bawah ke tingkat berikutnya setelah
kebutuhan tingkat yang paling hawah terpenuhi secara maksimal Hirarki (tingkatan)
kebutuhan seseorang yang
akan menggerakkan tingkah lakunya dapat digambarkan seperti berikut :
![]() |
Kebutuhan
fisiologis merupakan kebutuhan seseorang yang paling utama, karena kebutuhan
ini merupakan kebutuhan untuk hidup dan kehidupan, seperti kebutuhan akan
makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Selama kebutuhan ini belum
terpenuhi, maka mereka akan terdorong bekerja keras untuk memenuhinya.
Kebutuhan rasa
aman akan menjadi pendorong berikutnya manakala kebutuhan fisiologis telah
terpenuhi. Kebutuhan rasa aman ini adalah kebutuhan berkaitan dengan keamanan
secara ekonomi dan sosial, artinya mereka memerlukan rasa aman terhadap ancaman
kehilangan pekerjaan dan penghasilan. Bagi seseorang yang kehilangan pekerjaan akan
menanggung rasa aman ekonomi (penghasilan) dan rasa aman sosial (pengangguran).
Setelah kebutuhan rasa aman tercapai, maka individu membutuhkan komunikasi dan
interaksi kelompok dengan pergaulan yang menyenangkan dan terciptanya rasa
kerja sama yang baik. dengan demikian akan rasa hormat menghormati dan rasa
kasih sayang antar individu dapat tercipta.
Kebutuhan
penghargaan, yaitu keinginan dan kebutuhan seseorang untuk mendapat penghargaan
atas prestasi kerja yang telah dicapainya. Mereka akan melaksanakan pekerjaan
dengan baik walaupun pekerjaan tersebut dirasa sulit, berat maupun penuh
resiko, semata-mata hendak memperoleh penghargaan dari pimpinannya.
Kebutuhan
aktualisasi diri, rnaksudnya adalah kebutuhan yang berkaitan dengan keinginan
lebih, keinginan maju maupun keinginan menjadi orang “ter”. Kebutuhan ini
merupakan tingkatan terakhir dari hirarki kebutuhan, dan memang kebutuhan ini
menjadi pendorong yang kuat bagi mereka vang bekerja telah “mapan” dalam arti
semua kebutuhan yang lainnya sudah terpenuhi.
Melihat
berbagai kebutuhan yang menjadi tujuan setiap individu, maka seorang pemimpin
organisasi perusahaan harus berusaha mencari dan memenuhi kebutuhan tersebut
untuk dapat memacu mereka bekerja secara baik dan maksimal. Program- program
yang dapat dilaksanakan misalnya: pemberian upah dan kesejahteraan material,
adanya aturan pensirm (tunjangan hari
tua), asuransi kesehatan/kecelakaan, pembentukan- pembentukan kelompok kerja,
pertemuan-pertemuan informal, pujian-pujian dan penghargaan-penghargaan maupun
program-program peningkatan pengetahtran/keterampilan dan lain sebagainya.
Kesemuanya ini usaha dari kepemimpinan untuk mendorong seseorang melakukan
tindakan atau pekerjaan agar dapat terpenuhi segala tingkatan kebutuhannya,
dengan pengharapanpara bawahan akan bekerja secara baik dan berprestasi.
Teori Prestasi (Achievement) dari McClelland
Teori ini
mengklasifikasi motivasi berdasarkan akibat suatu kegiatan berupa prrstasi yang
dicapai, termasuk juga dalam brkerja. Dengan kata lain kebutuhan berprestasi
merupaka motivasi dalam pelaksanaan pekerjaan. Dalam hubungannya dengan Teori
Maslow, berarti motivasi ini terkait dengan kebutuhan pada urutan yang tinggi,
terutama kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan akan status dan kekuasaan.
Kebutuhan ini memerlukan dan mengharuskan seseorang pekerja melakukan kegiatan
belajar, agar menguasai ketrampilan/keahlian yang memungkinkan seorang pekerja
mencapai suatu prestasi.
Berikutnya
jika dihubungkan dengan teori dua faktor, jelas bahwa prestasi termasuk
klasifikasi faktor sesuatu yang memotivasi (motivasi dalam melaksanakan
pekerjaan. Implementasinya di lingkungan sebuah perusahaan, antara lain sebagai
berikut :
1) Para
pekerja terutama manajer dan tenaga kerja kunci produk lini, menyukai memikul
tanggung jawab dalam bekerja, karena kemampuan melaksanakannya merupakan
prestasi bagi yang bersangkutan.
2) Dalam
bekerja yang memiliki resiko kerja, para pekerja menyukai pekerjaan yang
berisiko lunak (moderat). Pekerjaan yang beresiko tinggi dapat mengecewakannya,
karena jika gagal berarti tidak atau kurang berprestasi. Sebaliknya juga kurang menyukai pekerjaan yang beresiko
rendah atau tanpa resiko, yang dapat mengakibatkan pekerjaan tersebut
diklasifikasikan tidak/kurang berprestasi,
baik berhasil maupun gagal
melaksanakannya.
3) Pekerja
yang berprestasi tinggi menyukai informasi sebagai umpan balik, karena selalu
terdorong untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatannya dalam bekerja. Dengan
demikian peluangnya untuk meningkatkan prestasi kerja akan lebih besar.
4) Kelemahan
yang dapat merugikan adalah pekerja yang berprestasi lebih menyukai bekerja
mandiri, sehingga kurang positif sebagai manajer. Kemandirian itu dimaksudkan
untuk menunjukkan prestasinya. mungkin lebih baik dari pekerja yang lain.
Contoh
Kasus 1.
Perusahaan
Listrik Negara (PLN) Cabang Kabupaten Mendung Kelabu dihadapkan pada persoalan
tingkat ketidakhadiran pegawai yang cukup tinggi. Pada hari setiap Senin dan
Jumat kurang lebih 26% pegawai tidak masuk kerja. Berdasarkan hasil rapat yang
diikuti oleh para pimpinan PAM tersebut, hal ini sudah membudaya dan sulit
diperbaiki sebab banyak karyawan yang mempunyai pekerjaan tambahan di luar
kantor .
Basuki
sebagai Kabag Kepegawaian, baru saja mengikuti pelatihan mengenai pengembangan
sumberdaya manusia pada salah satu perguruan tinggi ternama. Setelah mengikuti
pelatihan, Basuki terinspirasi untuk mengadakan perubahan dalam manajemen
kepegawaian. Karena setelah dianlisis secara ekonomi, tingkat ketidakhadiran
pegawai ini dapat merugikan perusahaan 1 juta Rupiah per minggu. Basuki yakin,
dengan perubahan ini akan dapat mengurangi kerugian.
Basuki
mengajukan rencana untuk menyelesaikan masalah ini kepada atasannya, Kepala
Cabang PLN, yang bernama Badjuri. Rencana Basuki adalah sebagai berikut:
Setiap hari
Jumat pukul 15.00 diadakan undian yang akan ditarik setiap minggu. Kartu absen
semua pegawai yang bekerja penuh mentaati jam kerja pada minggu itu akan
dimasukkan ke dalam kotak undian. Setiap minggu 2 orang pemenang
akan mendapatkan hadiah berupa Voucher Rp 500.000,- Pada setiap akhir bulan
juga akan diadakan undian bulanan dimana pegawai yang tidak pernah absen saja
yang akan diikutkan dalam undian. Undian bulanan menyediakan hadiah bagi satu
pemenang berupa Voucer seharga 1 juta Rupiah.
Setelah
menyimak rencana Basuki dan mengadakan kalkulasi keuangan dengan Kabag
keuangan, Badjuri sebagai Kepala Cabang menyetujui rencana ini, dan langsung
diimplementasikan pada bulan berikutnya.
Setalah
berjalan selama empat bulan, diadakan evaluasi terhadap tingkat ketidakhadiran
pegawai. Hasilnya berkat kebijakan tersebut tingkat ketidakhadiran per minggu
hanya sekitar 2 persen. Tetapi kemudian muncullah suatu persoalan. Beberapa
pegawai datang tapi tidak jelas melakukan pekerjaan apa, beberapa pegawai
memaksakan diri untuk datang ke kantor walaupun dalam keadaan sakit
yang perlu istirahat, sehingga memungkinkan terjadi penularan terhadap pekerja
yang sehat.
Analisis
Teori Motivasi
Ø
Teori
motivasi Abraham Maslow
Menurut Abaraham Maslow, setiap manusia mempunyai needs (kebutuhan,
dorongan, intrinsic dan extrinsic factor), yang
pemunculannya sangat tergantung dari kepentingan individu. Dapat
dilihat bahwa dalam contoh kasus tersebut berkaitan dengan teori Maslow, karena
di dalam nya menggambarkan kebutuhan setiap individu akan ekonomi. Oleh karena
itu mereka jarang masuk ke kantor karena memiliki cabang pekerjaan lain. Namun
setelah mereka di berikan motivasi berupa undian hadiah, mereka rajin bekerja
dan masuk kantor setiap hari karena merasa kebutuhanya akan terpenuhi jika ia
mendapatkan undian hadiah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar