Ternak
adalah hewan yang dipelihara manusia dengan cara sengaja untuk memperoleh hasil
dari tubuhnya (Nasoetion, 2004). Agribisnis berbasis peternakan (sektor
peternakan) mempunyai keunggulan dibandingkan dengan sektor lainnya. Menurut
Saragih (2001) keunggulannya, antara lain:
1.
Kegiatan
peternakan, khususnya subsistem budidaya, relatif bersifat tidak bergantung
pada ketersediaan lahan dan tidak terlalu menuntut kualitas tenaga kerja yang
tinggi
2.
Kegiatan
budidaya peternakan memiliki kelenturan bisnis dan teknologi yang luas dan
luwes. Kelenturan bisnis yang luas yang dimaksud adalah bahwa ternak yang
dipelihara dapat dijual pada umur berapa saja dan pasarnya telah tersedia
3.
Produk
yang dihasilkan oleh agribisnis berbasis peternakan merupakan produk yang
memiliki nilai elastisitas terhadap perubahan pendapatan yang tinggi, artinya
konsumsi akan meningkat bila pendapatan meningkat
4.
Sifat
permintaan produk peternakan yang memiliki nilai elastisitas permintaan
terhadap perubahan pendapatan yang tinggi dan kegiatan peternakan yang dilihat
sebagai suatu sistem agribisnis, akan mampu menciptakan kesempatan kerja,
kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan, mulai pada agribisnis hulu,
budidaya, agribisnis hilir dan peningkatan jasa terkait seperti transportasi,
perbankan, dan lain-lain
5.
Memiliki
pangsa pasar yang luas di kawasan nasional (seperti DKI Jakarta) bahkan di
kawasan Internasional (seperti: ASEAN, Asia Timur, Timur Tengah, Afrika, dan
kawasan lainnya).
Salah
satu subsektor pertanian yang paling berprestasi dalam pembangunan nasional
adalah sektor peternakan unggas dan hampir tidak ada subsektor pertanian
lainnya yang hampir menyamai prestasinya (Saragih, 2001). Pada awal 1960-an, skala
usaha sektor peternakan unggas masih bersifat budidaya skala keluarga, tetapi
hanya dalam tempo kurang dari 25 tahun sektor ini mampu melakukan pendalaman
struktur ke industri yang lebih luas. Sektor peternakan unggas memiliki peranan
yang cukup baik dalam meningkatkan output, pendapatan, dan penyerapan tenaga
kerja. Peranan sektor pertanian (peternakan) dalam pembangunan ekonomi menurut
Mardianto (2001), antara lain:
1.
Sebagai
penyedia kebutuhan pangan masyarakat atau penduduk suatu negara
2.
Penghasil
devisa yang cukup besar bagi sebagian besar negara berkembang
3.
Sebagai
pendorong tumbuhnya sektor industri melalui keterkaitan permintaan yang semakin
meningkat
4.
Memperbaiki
kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Sektor
peternakan memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia dalam bentuk
kontribusi GDP (Gross Domestic Product), penyumbang kesempatan kerja, sumber
pendapatan, perolehan devisa, dan sumber pangan hewani bagi penduduk
(Sudaryanto et al., 2002). Saragih (2001) mengatakan sesuai dengan tujuan
peternakan pada Pelita VI maka peranan sektor peternakan harus diarahkan untuk
meningkatkan pendapatan petani peternak, mendorong diversifikasi pangan,
perbaikan mutu gizi masyarakat, dan mengembangkan ekspor.
PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA
Sektor
peternakan merupakan salah satu sektor yang sangat berperan vital dalam
perekonomian nasional karena sektor ini berkaitan erat dengan kebutuhan dasar
manusia, yaitu kebutuhan manusia akan protein hewani.
Struktur Permintaan dan Penawaran
Total
permintaan sektor peternakan pada tahun 2005 jika dibandingkan dengan subsektor
pertanian lainnya menempati peringkat kedua terbesar, yaitu sebesar Rp 107,50
triliun atau 20,28 persen dari total permintaan sektor pertanian. Output sektor
peternakan relatif lebih banyak digunakan untuk keperluan konsumsi, bukan untuk
proses produksi, kecuali sektor ternak potong yang memiliki jumlah permintaan
antara lebih besar daripada permintaan akhir, karena output sektor ternak
potong lebih banyak digunakan untuk proses produksi di sektor lain daripada
untuk konsumsi.
Sektor-sektor
perekonomian Indonesia yang memiliki jumlah konsumsi sangat rendah adalah
sektor bangunan, pertambangan dan penggalian, dan industri pakan. Sektor
bangunan jumlah konsumsi rumah tangganya bernilai nol, karena setiap
pengeluaran rumah tangga terhadap pembelian rumah tempat tinggal (bangunan)
tidak dihitung dalam struktur konsumsi rumah tangga tetapi dihitung dalam
struktur pembentukan modal tetap. Sektor pertambangan dan penggalian dan
industri pakan jumlah konsumsi rumah tangganya sangat kecil, dikarenakan output
kedua sektor ini lebih diperuntukkan bagi proses produksi di sektor lain,
khususnya bagi sektor industri pakan outputnya banyak digunakan sebagai input
untuk proses produksi di sektor peternakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar