Selasa, 25 Februari 2020

Peran Sektor Peternakan


Ternak adalah hewan yang dipelihara manusia dengan cara sengaja untuk memperoleh hasil dari tubuhnya (Nasoetion, 2004). Agribisnis berbasis peternakan (sektor peternakan) mempunyai keunggulan dibandingkan dengan sektor lainnya. Menurut Saragih (2001) keunggulannya, antara lain:
1.    Kegiatan peternakan, khususnya subsistem budidaya, relatif bersifat tidak bergantung pada ketersediaan lahan dan tidak terlalu menuntut kualitas tenaga kerja yang tinggi
2.    Kegiatan budidaya peternakan memiliki kelenturan bisnis dan teknologi yang luas dan luwes. Kelenturan bisnis yang luas yang dimaksud adalah bahwa ternak yang dipelihara dapat dijual pada umur berapa saja dan pasarnya telah tersedia
3.    Produk yang dihasilkan oleh agribisnis berbasis peternakan merupakan produk yang memiliki nilai elastisitas terhadap perubahan pendapatan yang tinggi, artinya konsumsi akan meningkat bila pendapatan meningkat
4.    Sifat permintaan produk peternakan yang memiliki nilai elastisitas permintaan terhadap perubahan pendapatan yang tinggi dan kegiatan peternakan yang dilihat sebagai suatu sistem agribisnis, akan mampu menciptakan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan, mulai pada agribisnis hulu, budidaya, agribisnis hilir dan peningkatan jasa terkait seperti transportasi, perbankan, dan lain-lain
5.    Memiliki pangsa pasar yang luas di kawasan nasional (seperti DKI Jakarta) bahkan di kawasan Internasional (seperti: ASEAN, Asia Timur, Timur Tengah, Afrika, dan kawasan lainnya).
Salah satu subsektor pertanian yang paling berprestasi dalam pembangunan nasional adalah sektor peternakan unggas dan hampir tidak ada subsektor pertanian lainnya yang hampir menyamai prestasinya (Saragih, 2001). Pada awal 1960-an, skala usaha sektor peternakan unggas masih bersifat budidaya skala keluarga, tetapi hanya dalam tempo kurang dari 25 tahun sektor ini mampu melakukan pendalaman struktur ke industri yang lebih luas. Sektor peternakan unggas memiliki peranan yang cukup baik dalam meningkatkan output, pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Peranan sektor pertanian (peternakan) dalam pembangunan ekonomi menurut Mardianto (2001), antara lain:
1.    Sebagai penyedia kebutuhan pangan masyarakat atau penduduk suatu negara
2.    Penghasil devisa yang cukup besar bagi sebagian besar negara berkembang
3.    Sebagai pendorong tumbuhnya sektor industri melalui keterkaitan permintaan yang semakin meningkat
4.    Memperbaiki kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Sektor peternakan memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia dalam bentuk kontribusi GDP (Gross Domestic Product), penyumbang kesempatan kerja, sumber pendapatan, perolehan devisa, dan sumber pangan hewani bagi penduduk (Sudaryanto et al., 2002). Saragih (2001) mengatakan sesuai dengan tujuan peternakan pada Pelita VI maka peranan sektor peternakan harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan petani peternak, mendorong diversifikasi pangan, perbaikan mutu gizi masyarakat, dan mengembangkan ekspor.     

PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA
Sektor peternakan merupakan salah satu sektor yang sangat berperan vital dalam perekonomian nasional karena sektor ini berkaitan erat dengan kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan manusia akan protein hewani.
Struktur Permintaan dan Penawaran
Total permintaan sektor peternakan pada tahun 2005 jika dibandingkan dengan subsektor pertanian lainnya menempati peringkat kedua terbesar, yaitu sebesar Rp 107,50 triliun atau 20,28 persen dari total permintaan sektor pertanian. Output sektor peternakan relatif lebih banyak digunakan untuk keperluan konsumsi, bukan untuk proses produksi, kecuali sektor ternak potong yang memiliki jumlah permintaan antara lebih besar daripada permintaan akhir, karena output sektor ternak potong lebih banyak digunakan untuk proses produksi di sektor lain daripada untuk konsumsi.
Sektor-sektor perekonomian Indonesia yang memiliki jumlah konsumsi sangat rendah adalah sektor bangunan, pertambangan dan penggalian, dan industri pakan. Sektor bangunan jumlah konsumsi rumah tangganya bernilai nol, karena setiap pengeluaran rumah tangga terhadap pembelian rumah tempat tinggal (bangunan) tidak dihitung dalam struktur konsumsi rumah tangga tetapi dihitung dalam struktur pembentukan modal tetap. Sektor pertambangan dan penggalian dan industri pakan jumlah konsumsi rumah tangganya sangat kecil, dikarenakan output kedua sektor ini lebih diperuntukkan bagi proses produksi di sektor lain, khususnya bagi sektor industri pakan outputnya banyak digunakan sebagai input untuk proses produksi di sektor peternakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar